Ambarawa merupakan salah satu kota kecamatan yang ada di
Kabupaten Semarang. Selain dikenal dengan kemacetannya, kota ini juga dikenal
karena memiliki sejarah yang cukup signifikan di Jawa Tengah.
Pada tahun 1840an ketika VOC berkuasa di Jawa Tengah, Ambarawa
merupakan titik sumbu strategis antara Semarang dan Surakarta. Pada awal abad
18, VOC membangun benteng - benteng di sepanjang jalur Semarang – Oenarang
(sekarang Ungaran) – Salatiga – Surakarta (Solo). Rancangan ini dimaksudkan
untuk pengembangan hubungan dengan Kerajaan Mataram. Kamp - kamp militer juga
dibangun di kota - kota yang dilalui, tak terkecuali Ambarawa.
Tidak banyak yang bisa digali tentang sejarah dari Benteng
Willem I ini, dan beberapa sumber mengatakan bahwa benteng ini adalah barak
militer KNIL yang terhubung ke Magelang/ Jogja dan Semarang via kereta api.
 |
Fort Willem I - 1947 |
Pada umumnya benteng dibangun dengan prinsip defensif dan
kuat yang dimaksudkan untuk pertahanan dari serangan musuh. Sering dijumpai
pula dibangun parit mengelilingi benteng untuk memaksimalkan pertahanan.
Namun Benteng Willem I ini ternyata memiliki desain yang
berbeda. Dengan banyak jendela, pastinya benteng ini bukan di desain untuk
pertahanan. Kemungkinan adalah untuk barak militer dan penyimpanan logistik
militer. Di benteng ini juga tidak dilengkapi bangunan sebagai tameng. Dan
tidak ada bekas - bekas lobang di puncak - puncak dinding seperti halnya pada
benteng - benteng peninggalan Portugis yang dirancang untuk memasang meriam.
Karena keterbatasan informasi mengenai benteng ini,
sementara ini yang saya ketahui adalah dari pembangunan 1853 sampai tahun 1927 digunakan sebagai barak
militer KNIL.
 |
Pelatihan parade tentara di Benteng Willem I |
Saya sendiri juga telah mengunjungi benteng ini tempo lalu sekitar bulan juli 2015 bersama - sama dengan teman saya. Kami mengunjungi benteng ini menggunakan angkutan umum. Butuh biaya kurang lebih sekitar Rp. 50.000, - ( PP ) dari pusat kota Semarang, untuk berkunjung ke sana.
 |
Lorong jalan alternatif masuk ke benteng |
Kami memasuki area benteng lewat gerbang menuju benteng yang telah saya bahas di atas tadi. Setelah memasuki gerbang kita disuguhkan dengan pemandangan hamparan luas sawah yang membentang berada di sekitar benteng, kami terus melanjutkan perjalanan hingga kami sampai di lorong masuk benteng. Tidak ada pintu masuk atau tempat tiket masuk dibenteng, hal ini cukup membingungkan kami. Akhirnya kami bertanya dengan orang yang kebetulan lewat dilorong tersebut. Setelah cukup informasi dari orang tersebut akhirnya kami melanjutkan perjalanan kembali berkeliling benteng.
 |
Hamparan luas Sawah sekitar benteng |
Benteng Willem I ini terdiri dari beberapa gedung, ada satu area gedung yang khusus untuk para wisatawan, ada gedung yang dijadikan pemukiman penduduk, ada gedung yang dijadikan sebagai lapas, Gedung utama, dan gedung kedua yang terpisah dari gedung utama.
 |
Gedung untuk para wisatawan |
Tidak perlu khawatir jika anda tiba - tiba merasa lapar atau haus ketika berkeliling mengunjungi benteng, karena di area benteng juga terdapat warung kecil yang penjualnya adalah penduduk penghuni benteng tersebut.
Juga terdapat masjid disini, jadi Anda tidak perlu khawatir ketinggalan ibadah Anda, bagi yang beragama Islam.
Di area gedung utama ini merupakan gedung yang diperuntukkan para wisatawan, Anda dapat berfoto - foto, berkeling di gedung ini. oh iya sebelum berkeliling gedung, Anda disarankan izin kepada petugas yang berada di gedung dekat lapas.
Nah untuk gedung yang dijadikan pemukiman penduduk, jangan harap anda dapat berfoto disana.. hehehe kecuali anda yang bermental baja ya, soalnya para penduduk benteng tersebut mayoritas adalah para militer, tau sendiri kan militer, mereka garangnya seperti apa ? ;-). saya saja sempat dimarahi ibu Rt.nya sana ketika saya nekat memasuki area gedung ini untuk mengambil foto.
 |
Area Gedung yang dijadikan pemukiman penduduk |
Sangat disayangkan sekali, padahal pemandangan dan nuansa benteng ini sangat terasa jika kita telah berada di gedung ini, kurang ramahnya penduduk penghuni gedung ini, membuat tidak banyak pengunjung yg berani naik ke gedung ini.
Tetapi Anda tidak perlu khawatir, Anda tetap bisa ke gedung ini kok, asal Anda berani :-)
Oh iya, gedung ini berada di lantai dua dari bangunan utama, setelah lorong masuk, belok kanan.
 |
Gedung lantai 2 |
Oh iya, untuk menuju gedung lantai 2 Anda harus melewati tangga gedung terlebih dahulu.
 |
Tangga unik menuju Gedung lantai 2 |
Sesampainya di lantai 2 Anda akan menemui rumah -rumah para penduduk yang berbentuk seperti asrama/barak.
 |
Selasar Benteng |
Terdapat pula selasar benteng yang berada tepat di depan rumah - rumah penduduk lantai 2 tersebut. untuk menuju selasar benteng, Anda harus menyeberang melewati jembatan kayu.
 |
Jembatan kayu Benteng Willem I |
Di jembatan ini Anda juga dapat berfoto - foto, mengabadikan moment indah bersejarah bagi Anda. Berikut koleksi foto ketika saya berkunjung ke jembatan dan Gedung Lantai 2 Benteng Willem I.
 |
Jembatan kayu unik Benteng Willem I |
Memandang dari atas bangunan Benteng Willem I, membuat kita sejenak termenung akan betapa indahnya dan berharganya bangunan bersejarah peninggalan Belanda tersebut. Bangunan yang memiliki nilai sejarah dan seni arsitektur Eropa, yang patut dilestarikan dan di jaga sebagai bangunan cagar budaya.
 |
Bersantai di Gedung Lantai 2 Benteng Willem 1 |
Rumput - rumput yang tumbuh menghijau, bangunan benteng yang ditumbuhi oleh lumut - lumut hijau juga nampak jelas dari atas gedung.
 |
Melepas dahaga di atas gedung lantai 2 Benteng Willem I |
Untuk gedung yang dijadikan lapas, Anda tidak dapat memasuki gedung tersebut, Anda hanya bisa berkeliling di sekitar luar gedung saja. Oh iya, di dekat gedung yang dijadikan lapas tersebut terdapat lonceng yang katanya berumur sekitar 200 tahun.
 |
Lonceng yang berumur sekitar 200 tahun |
Disamping lonceng tersebut merupakan tempat izin jika mau berkeliling area benteng. Selain lonceng terdapat pula menara air yang katanya berumur lebih dari 2 abad, letaknya di depan pintu masuk lapas.
 |
Menara air yang katanya berumur lebih dari 2 abad |
Ketika telah puas berkeliling benteng Anda bisa melanjutkan perjalanan pulang ke tempat asal Anda, perjalanan pulang dari benteng, Anda dapat melalui lorong pintu keluar, melewati lapas, dan rumah - rumah para tentara militer.
 |
Suasana di dalam lapas |
Jika Anda beruntung Anda dapat menyaksikan secara langsung kegiatan para tentara disana.
 |
Suasana di dalam lapas |
Di dekat lapas terdapat pula bangunan gedung yang tidak terpakai, karena bangunan gedung tersebut telah usang, mungkin bangunan ini adalah bangunan benteng yang rusak karena gempa bumi, sesuai penjelasan mengenai riwayat benteng yang telah saya jelaskan di bagian atas tadi.
 |
Bangunan gedung belakang yang tidak terpakai |
Oh iya, tidak jauh dari area benteng ini, terdapat monumen patung Jenderal Soedirman, patung indah yang berdiri kokoh dan tegak, membuat Anda semakin mengenang sejarah bangsa, menambah rasa nasionalisme Anda sebagai bangsa Indonesia.
 |
Monumen Patung Jenderal Soedirman |
Anda juga dapat menikmati kuliner khas Ungaran, Ambarawa, kabupaten Semarang. Kebetulan waktu itu saya sedang berkunjung kesana, saya menikmati kuliner bakso dan mie ayam khas Ungaran. Bakso dan mie ayam ini cocok untuk Anda coba ketita Anda sedang berkunjung ke sana.
Harga bakso dan mie ayam tersebut rekatif murah kok, masih terjangkau, apalagi bagi saya yang masih kalangan mahasiswa.
Sekian mengenai benteng Willem I, Selamat berkunjung, tetaplah menjaga sejarah dan melestarikan bangunan sejarah bangsa :-) . Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah bangsanya sendiri, Salam wisata :-)
One Response so far.