Twitter

BENTENG WILLEM I WISATA KABUPATEN SEMARANG

Author Sulastri - -
Home » BENTENG WILLEM I WISATA KABUPATEN SEMARANG

Benteng Willem I
Benteng Willem I atau disebut pula Benteng Pendhem Ambarawa, merupakan bangunan bersejarah peninggalan belanda yang ada di kabupaten Semarang. Benteng ini dibangun pada tahun 1834 dan selesai pada tahun 1845. Letak Benteng ini tidak jauh dari Museum Kereta Api Ambarawa, dibelakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambarawa, dan berada di kompleks Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Ambarawa. Benteng ini pernah digunakan sebagai lokasi pengambilan gambar untuk film Soekarno yang di sutradarai oleh Hanung Bramantyo.

Bagian kokoh benteng yang sekarang digunakan sebagai lapas
Disebut Benteng pendhem karena dalam istilah bahsa jawa pendem atau pendhem itu berarti terkubur, dan  karena benteng ini berada di bawah tanah atau terkubur, sebagai siasat perang. Untuk menjangkau situs sejarah ini ada dua jalan masuk, pertama dapat melewati jalan alternatif dekat dengan RSUD Ambarawa. Dan yang ke-dua melewati pintu masuk ke Lapas Ambarawa, dan dari situ bangunan benteng terletak disebelah kirinya.
Gerbang menuju Benteng

Benteng Pendhem Ambarawa

Riwayat Benteng

1. Tahun 1834 - 1845 
  • Pembangunan benteng
2. Tahun 1865        
  • Terjadi gemba bumi besar yang mengakibatkan beberapa bagian bangunan benteng hancur
3. Tahun 1927         
  •  Benteng Willem I disesuaikan dari penjara tawanan anak - anak menjadi penjara tahanan politik dan tahanan dewasa
4. Tahun 1942 - 1945
  •   Dikuasai Jepang dan dipergunakan sebagai kamp militer
5. Tahun 1945            
  •  Markas besar TKR ( Tentara Keamanan Rakyat )
6. Tahun 1950             
  • Sebagai penjara dewasa dan barak militer
7. Tahun 1985             
  •  Sebagai penjara anak - anak dan barak militer
8. Tahun 1991             
  • Sebagai penjara kelas II B dan barak militer
9. Tahun 2003 - sekarang        
  • Lapas Kelas II A dan barak militer 

Selayang Pandang Benteng 

 

Ambarawa merupakan salah satu kota kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang. Selain dikenal dengan kemacetannya, kota ini juga dikenal karena memiliki sejarah yang cukup signifikan di Jawa Tengah.
Pada tahun 1840an ketika VOC berkuasa di Jawa Tengah, Ambarawa merupakan titik sumbu strategis antara Semarang dan Surakarta. Pada awal abad 18, VOC membangun benteng - benteng di sepanjang jalur Semarang – Oenarang (sekarang Ungaran) – Salatiga – Surakarta (Solo). Rancangan ini dimaksudkan untuk pengembangan hubungan dengan Kerajaan Mataram. Kamp - kamp militer juga dibangun di kota - kota yang dilalui, tak terkecuali Ambarawa.
King Willem I
Pada masa kekuasaan Kolonel Hoorn, tahun 1827-1830, sempat ada barak militer dan penyimpanan logistik militer, dan pada tahun 1834 dibangunlah sebuah benteng modern di Ambarawa yang kemudian diberi nama Benteng Willem I yang pembangunannya berakhir pada tahun 1845.
Fort Willem I - 1927
Tidak banyak yang bisa digali tentang sejarah dari Benteng Willem I ini, dan beberapa sumber mengatakan bahwa benteng ini adalah barak militer KNIL yang terhubung ke Magelang/ Jogja dan Semarang via kereta api. 

Fort Willem I - 1947
Pada umumnya benteng dibangun dengan prinsip defensif dan kuat yang dimaksudkan untuk pertahanan dari serangan musuh. Sering dijumpai pula dibangun parit mengelilingi benteng untuk memaksimalkan pertahanan.
Namun Benteng Willem I ini ternyata memiliki desain yang berbeda. Dengan banyak jendela, pastinya benteng ini bukan di desain untuk pertahanan. Kemungkinan adalah untuk barak militer dan penyimpanan logistik militer. Di benteng ini juga tidak dilengkapi bangunan sebagai tameng. Dan tidak ada bekas - bekas lobang di puncak - puncak dinding seperti halnya pada benteng - benteng peninggalan Portugis yang dirancang untuk memasang meriam.
Karena keterbatasan informasi mengenai benteng ini, sementara ini yang saya ketahui adalah dari pembangunan 1853  sampai tahun 1927 digunakan sebagai barak militer KNIL.

Pelatihan parade tentara di Benteng Willem I
Saya sendiri juga telah mengunjungi benteng ini tempo lalu sekitar bulan juli 2015 bersama - sama dengan teman saya. Kami mengunjungi benteng ini menggunakan angkutan umum. Butuh biaya kurang lebih sekitar Rp. 50.000, - ( PP ) dari pusat kota Semarang, untuk berkunjung ke sana.

Lorong jalan alternatif masuk ke benteng
Kami memasuki area benteng lewat gerbang menuju benteng yang telah saya bahas di atas tadi. Setelah memasuki gerbang kita disuguhkan dengan pemandangan hamparan luas sawah yang membentang berada di sekitar benteng, kami terus melanjutkan perjalanan hingga kami sampai di lorong masuk benteng. Tidak ada pintu masuk atau tempat tiket masuk dibenteng, hal ini cukup membingungkan kami. Akhirnya kami bertanya dengan orang yang kebetulan lewat dilorong tersebut. Setelah cukup informasi dari orang tersebut akhirnya kami melanjutkan perjalanan kembali berkeliling benteng.

Hamparan luas Sawah sekitar benteng
Benteng Willem I ini terdiri dari beberapa gedung, ada satu area gedung yang khusus untuk para wisatawan, ada gedung yang dijadikan pemukiman penduduk, ada gedung yang dijadikan sebagai lapas, Gedung utama, dan gedung kedua yang terpisah dari gedung utama.

Gedung untuk para wisatawan
Tidak perlu khawatir jika anda tiba - tiba merasa lapar atau haus ketika berkeliling mengunjungi benteng, karena di area benteng juga terdapat warung kecil yang penjualnya adalah penduduk penghuni benteng tersebut.
Juga terdapat masjid disini, jadi Anda tidak perlu khawatir ketinggalan ibadah Anda, bagi yang beragama Islam.
Di area gedung utama ini merupakan gedung yang diperuntukkan para wisatawan, Anda dapat berfoto - foto, berkeling di gedung ini. oh iya sebelum berkeliling gedung, Anda disarankan izin kepada petugas yang berada di gedung dekat lapas.

Nah untuk gedung yang dijadikan pemukiman penduduk, jangan harap anda dapat berfoto disana.. hehehe kecuali anda yang bermental baja ya, soalnya para penduduk benteng tersebut mayoritas adalah para militer, tau sendiri kan militer, mereka garangnya seperti apa ? ;-). saya saja sempat dimarahi ibu Rt.nya sana ketika saya nekat memasuki area gedung ini untuk mengambil foto.

Area Gedung yang dijadikan pemukiman penduduk
Sangat disayangkan sekali, padahal pemandangan dan  nuansa benteng ini sangat terasa jika kita telah berada di gedung ini, kurang ramahnya penduduk penghuni gedung ini, membuat tidak banyak pengunjung yg berani naik ke gedung ini.
Tetapi Anda tidak perlu khawatir, Anda tetap bisa ke gedung ini kok, asal Anda berani :-)
Oh iya, gedung ini berada di lantai dua dari bangunan utama, setelah lorong masuk, belok kanan.

Gedung lantai 2
Oh iya, untuk menuju gedung lantai 2 Anda harus melewati tangga gedung terlebih dahulu. 
Tangga unik menuju Gedung  lantai 2
Sesampainya di lantai 2 Anda akan menemui rumah -rumah para penduduk yang berbentuk seperti asrama/barak. 

Selasar Benteng
Terdapat pula selasar benteng yang berada tepat di depan rumah - rumah penduduk lantai 2 tersebut. untuk menuju selasar benteng, Anda harus menyeberang melewati jembatan kayu.
Jembatan kayu Benteng Willem I
Di jembatan ini Anda juga dapat berfoto - foto, mengabadikan moment indah bersejarah bagi Anda. Berikut koleksi foto ketika saya berkunjung ke jembatan dan Gedung Lantai 2 Benteng Willem I.
Jembatan kayu unik Benteng Willem I
Memandang dari atas bangunan Benteng Willem I, membuat kita sejenak termenung akan betapa indahnya dan berharganya bangunan bersejarah peninggalan Belanda tersebut. Bangunan yang memiliki nilai sejarah dan seni arsitektur Eropa, yang patut dilestarikan dan di jaga sebagai bangunan cagar budaya.

Bersantai di Gedung Lantai 2 Benteng Willem 1
Rumput - rumput yang tumbuh menghijau, bangunan benteng yang ditumbuhi oleh lumut - lumut hijau juga nampak jelas dari atas gedung.

Melepas dahaga di atas gedung lantai 2 Benteng Willem I
Untuk gedung yang dijadikan lapas, Anda tidak dapat memasuki gedung tersebut, Anda hanya bisa berkeliling di sekitar luar gedung saja. Oh iya, di dekat gedung yang dijadikan lapas tersebut terdapat lonceng yang katanya berumur sekitar 200 tahun.
Lonceng yang berumur sekitar 200 tahun
Disamping lonceng tersebut merupakan tempat izin jika mau berkeliling area benteng. Selain lonceng terdapat pula menara air yang katanya berumur lebih dari 2 abad, letaknya di depan pintu masuk lapas.
 
Menara air yang katanya berumur lebih dari 2 abad
Ketika telah puas berkeliling benteng Anda bisa melanjutkan perjalanan pulang ke tempat asal Anda, perjalanan pulang dari benteng, Anda dapat melalui lorong pintu keluar, melewati lapas, dan rumah - rumah para tentara militer.

Suasana di dalam lapas
Jika Anda beruntung Anda dapat menyaksikan secara langsung kegiatan para tentara disana.

Suasana di dalam lapas
Di dekat lapas terdapat pula bangunan gedung yang tidak terpakai, karena bangunan gedung tersebut telah usang, mungkin bangunan ini adalah bangunan benteng yang rusak karena gempa bumi, sesuai penjelasan mengenai riwayat benteng yang telah saya jelaskan di bagian atas tadi.
Bangunan gedung belakang yang tidak terpakai

Oh iya, tidak jauh dari area benteng ini, terdapat monumen patung Jenderal Soedirman, patung indah yang berdiri kokoh dan tegak, membuat Anda semakin mengenang sejarah bangsa, menambah rasa nasionalisme Anda sebagai bangsa Indonesia.

Monumen Patung Jenderal Soedirman
Anda juga dapat menikmati kuliner khas Ungaran, Ambarawa, kabupaten Semarang. Kebetulan waktu itu saya sedang berkunjung kesana, saya menikmati kuliner bakso dan mie ayam khas Ungaran. Bakso dan mie ayam ini cocok untuk Anda coba ketita Anda sedang berkunjung ke sana.
Harga bakso dan mie ayam tersebut rekatif murah kok, masih terjangkau, apalagi bagi saya yang masih kalangan mahasiswa.

Sekian mengenai benteng Willem I, Selamat berkunjung, tetaplah menjaga sejarah dan melestarikan bangunan sejarah bangsa :-) . Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah bangsanya sendiri, Salam wisata :-)



One Response so far.

  1. Unknown says:
    Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.